Sahabat,
ketika kita sudah berkomitmen untuk memakai hijab, maka satu langkah menuju
surga Allah sudah kita lakukan. Akan tetapi, hijab bukan berarti hanya penutup
kepala atau rambut, sedangkan lekuk tubuh masih terlihat kan? Semua sepakat
tentang hal itu. Itulah yang disebut Rasulullah sebagai wanita yang berjilbab
tapi telanjang. Akhir-akhir ini banyak muncul beragam busana muslimah dengan
berbagai corak mode. Karena semakin banyak muslimah yang memakai jilbab,
akhirnya banyak toko yang menyesuaikan model baju yang dikeluarkannya dengan
wanita yang memakai jilbab, akan tetapi kebanyakan dari itu semua lebih
bernuansa mempertontonkan lekuk tubuh, sempit, dan ketat. Sudah tahu kan apa
akibatnya jika kita memakai pakaian ketat? Tidak hanya itu, mode pun merambah
ke aneka jilbab gaul dengan desain persis seperti topi yang menutupi rambut
belaka.
Sabda
Rasulullah yang artinya :
“Apabila seseorang
tidak mengenakan baju ketakwaan, ia menjelma menjadi manusia telanjang kendati
tubuhnya tertutupi. Sebaik-baik pakaian adalah ketaatan kepada Rabbnya, tiada
kebaikan pada orang yang berbuat kemaksiatan.”
Kadang
ada yang bilang seperti ini, “yang penting kan sudah menutup rambut”. Benar,
akan tetapi, hakikat jilbab tidak hanya sekedar penutup rambut atau kepala saja
lho, tapi juga leher, dada, dan lekuk tubuh. Al-Quran sudah mengaturnya
demikian, jadi bukan hanya sekedar pernyataan tak berdasar J
Allah
SWT dalam QS. An-nur : 31 berfirman (yang artinya):
(Wahai Rasulullah) Dan katakanlah
kepada kaum wanita yang beriman agar mereka menahan pandangan mereka dan
menjaga kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali
sesuatu yang (biasa) tampak darinya. Hendaknya mereka menutupkan kerudung
mereka ke dada mereka (sehingga dada mereka tertutupi), janganlah menampakkan
perhiasan mereka kecuali untuk suami-suami mereka, atau ayah dari suami-suami
mereka atau putra-putra mereka, atau anak laki-laki dari suami-suami mereka,
atau saudara-saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara-saudara
laki-laki mereka, atau anak laki-laki dari saudara-saudara perempuan mereka,
atau wanita-wanita mereka atau budak-budak mereka atau laki-laki (pembantu di
rumah) yang tidak memiliki syahwat atau anak kecil yang tidak paham terhadap
aurat wanita. Dan janganlah kalian mengeraskan langkah kaki kalian sehingga
diketahui perhiasan yang tertutupi (gelang kaki). Wahai orang-orang yang
beriman bertaubatlah kalian semua kepada Allah swt supaya kalian termasuk
orang-orang yang beruntung.
Dari
firman Allah yang menyatakan bahwa “Hendaknya
mereka menutupkan kerudung mereka ke dada mereka (sehingga dada mereka
tertutupi)” yang berarti bahwa, jilbab yang kita pakai juga harus bisa
menutupi dada kita, bukan hanya sekedar rambut dan leher. Kalau kita sudah
berkomitmen untuk berjilbab dan berniat ikhlas karena Allah tentu hal ini tidak
sulit kan?
Awal
saya memakai jilbab juga tidak memperhatikan hal-hal tersebut, kadang saya juga
hanya memakai jilbab pendek yang menutupi rambut dan leher. Sedangkan bagian
dada kadang masih belum tertutupi dengan sempurna. Hal ini karena saya memang
belum mempunyai ilmu tentangnya. Akan tetapi, ketika Allah memberikan petunjukNya
tentang bagaimana memakai jilbab yang benar dan syar’i maka saya pun
menghindari memakai jilbab yang hanya menutupi rambut dan leher. Jilbab
segitiga yang biasa saya pakai dan biasa saya model seperti di majalah-majalah,
akhirnya saya perlebar hingga dapat menutupi dada. Alhamdulillah hati saya
menjadi tenang dan merasa lebih dekat dengan Allah seiring dengan perbaikan
diri melalui jilbab. Percaya deh sahabat, keyakinan untuk berjilbab itu akan
datang jika kita mau mendekat untuk mencari petunjuk Allah, dan ketaqwaan akan
semakin tumbuh dan mengakar di hati kita seiring dengan penyempurnaan kita
dalam memakai jilbab. Sungguh, saya benar-benar merasakan itu. Jadi, bagi yang
sudah berjilbab, meskipun belum sempurna menutupi dada dan lekuk tubuh, mari
benahi diri kita bersama-sama untuk meraih surga yang dijanjikan Allah kelak,
insya Allah.
Sahabat,
selain persoalan jilbab gaul yang telah disebutkan sebelumnya, persoalan lain yang
masih sering kita temukan salah satunya adalah, remaja-remaja yang oleh orang
tuanya dititipkan untuk menimba ilmu di sebuah madrasah, tentunya harus memakai
jilbab, akan tetapi ketika di luar rumah, mereka akan melepas jilbab yang
mereka kenakan. Atau ketika seorang muslimah yang terpaksa melepas jilbabnya,
karena perusahaan atau instansi tempat dimana dia bekerja, tidak mengijinkannya
untuk memakai jilbab. Betapa mengerikannya pemandangan itu. Karena ancaman
Allah bagi orang yang tidak memakai jilbab sedangkan dia tahu bahwa memakai
jilbab itu wajib sangat pedih siksanya.
Rasulullah
SAW bersabda : “Wanita yang di neraka
menggantungkan dirinya dengan rambutnya adalah wanita yang tidak menutup
rambutnya di hadapan selain muhrim”. Di hadits yang lain Rasulullah juga
bersabda : “Dua golongan penghuni
jahannam belum pernah aku lihat. Kelompok yang disiksa dengan sebuah pecut
(menyerupai ekor sapi). Kedua adalah para wanita yang berbusana tapi
telanjang”.
Disebutkan
juga bahwa: “Dua golongan ahli neraka
yang aku tidak peduli pada keduanya” disebutkan diantara salah satunya
adalah “Dan wanita yang berpakaian tapi
telanjang, yang melenceng meninggalkan kebenaran, kepalanya seperti punuk unta,
dia telah tersesat, dan tidak akan memasuki jannah dan tidak akan mencium bau
jannah (surga) padahal wanginya jannah ini tercium dari jarak sekian dan
sekian” (HR. Muslim).
Yang
dimaksud oleh baginda Rasulullah dengan wanita yang berpakaian tapi telanjang
ini adalah wanita yang berbusana tapi ngepas di badan/ketat, seperti yang telah
saya sampaikan pada bahasan sebelumnya. Astaghfirullah, semoga Allah mengampuni
ketidak mengertian mereka tentang wajibnya jilbab dan ketentuannya ini bagi
muslimah. Tentu sahabat tidak mau bukan dimasukkan ke dalam dua golongan yang
disebutkan oleh Rasulullah diatas? Mari ulurkan hijab untuk menutupi badan,
rambut, dan dada kita agar kita selamat J
Sampai
disini, mungkin diantara sahabat-sahabat saya sekalian masih ada yang ragu-ragu
untuk memakai jilbab? Semoga tidak ya, karena perintah Allah sudah jelas di
dalam Al-Quran, dan sebagai orang yang mengaku beragama Islam, hendaknya kita
harus meyakini dan menjalankan apa yang sudah diperintahkan Allah dalam
Al-Quran. Tapi, jika ada yang masih ragu dan punya banyak alasan mengapa
sahabat tidak mau atau enggan mengenakan jilbab, mungkin dari alasan-alasan
tersebut masih ada yang belum Anda temukan jawabannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar